Recap Of July and August 2021
September 01, 2021Nggak kerasa udah sebulan lebih nggak update blog, padahal pas masuk Agustus keinget, waktunya update Recap of July 2021. Mau nulis sekarang kayak maju mundur, cuman sayang juga ngelewatin life moment.
Karena itu aku memutuskan, ini bakal jadi cerita perintilan
selama Juli-Agustus, biar besok kagak ngutang nulis lagi. So, without futher ado, let's get started.
We Were Moving
Jadi setelah wedding war di akhir bulan Mei 2021, aku sama
Hyung boyongan ke kontrakan yang kami sewa untuk beberapa bulan. Sebelum
wedding war aku ngekos, dan Hyung tinggal bareng keluarganya. Karena kondisi
rumah yang akan kami tinggali masih direnovasi, jadi sambil menunggu, kami
memilih tinggal di kontrakan aja.
Rumah kami selesai renovasi di pertangahan bulan Juli, cuman
you know lah nggak bisa ditempatin langsung. Sebagai anak dari suku Jawa dan
orang tua yang kental adat, kami mengikuti hari baik yang udah dihitung sama bapak.
Tidak lupa juga syarat tumpeng, sayur kuning, dan bubur. Katanya nyuwun sewu dan
biar berkah. Yowes, manut ae!
Di acara selametan ini, kami nggak ngundang siapa-siapa
kecuali keluarga inti dari pihakku dan Hyung. Cuman kok ya ada aja
keribetannya.
Jadi, yang kami tahu dari bapak, bapak bilang hari baik
untuk pindah ada di tanggal 31 Juli. Kami anggap, oh berarti selama masih tanggal 31 Juli, mau waktunya pagi, siang, atau
malam, semua tetap baik. Eh.. nggak gitu dong!
Ternyata selain tanggal, ada jamnya pula. Jadi puncak
baiknya itu ada di waktu setelah maghrib. Bapak pinginnya kami melaksanakan
selametan pas maghrib, habis itu dilanjutin sama pindahan.
Aku sambat ke Hyung, oalah opo maneh iki seh?
Untung Hyung tanggap dan segera ngasih alternatif. Well,
bukannya kita nggak nurut, tapi kasihan ibu dan adek-adek kami kalau acaranya
malam-malam. Untung bapak mau diajak negosiasi dan akhirnya kami sepakat,
selametannya dilaksanakan pagi jam 9, untuk pindahannya habis maghrib.
Fiuuh.. drama pindahan gini amat.
Tiny Yet Cozy
Sebelum memulai renovasi, aku sama Hyung sepakat kalau rumah
yang akan kami tinggali nanti nggak hanya sekedar tempat tinggal. Kami ingin
rumah ini menjadi tempat bereksperimen, khususnya untuk membuat konten di
sosmed, mengingat sebagian pekerjaan Hyung ada di dunia digital. Karena itu ketika
kami merenovasi rumah, kami ingin potensi hunian mungil ini termaksimalkan. Seperti
nama yang kami berikan Tiny Yet Cozy atau TYC Studio.
Buatku pribadi si TYC ini kayak anakku. Komitmen menjadikan
TYC hunian yang nyaman nggak berhenti di renovasi aja. Memilih perabotan yang
tepat, memilih barang-barang apa aja yang boleh masuk dalam rumah, menjaga
kerapian, dan kebersihan juga. Karena kalau ngasal, bakal sumpek, si TYC ini
kecil mungil soalnya.
Selain ngurusin TYC di real life, aku membawa TYC ke dunia
digital juga. Jadi semenjak bulan Juli kemarin, TYC udah masuk ke Instagram dan
Tiktok dengan username @tinyyetcozy. Di akun TYC akan bercerita seputar home,
cooking, and lifestyle.
Karena fokus ke TYC, blogku jadi terlantar untuk sementara waktu. Maka dari itu, sekarang berusaha menyeimbangkan kedua anakku ini. Akun pribadi dan si TYC, biar nggak pilih kasih.
Childfree and Happy
Setelah maju mundur, akhirnya aku membulatkan tekad buat
beli buku Childfree and Happy di bulan Juli. Penasaran karena rating di Good
Reads bagus plus childfree adalah salah satu topik yang menarik buatku.
Terlepas dari kontroversi di masyarakat kita, aku ingin menyelami bahwa ada
pilihan seperti itu dan mendapatkan perspektif dari buku ini. Apalagi yang
nulis orang Indonesia. Makin-makin penasaran.
Sejauh yang aku baca, buku ini menceritakan asal mula
penulis yang memutuskan tidak memiliki anak sejak ia berusia 14 tahun. Wow, 14
tahun sudah tahu apa yang ia inginkan, cool!
Selanjutnya pembaca akan dibawa pada cerita orang-orang dan
pasangan yang memilih childfree beserta alasannya, serta bagaimana cara mereka
bertahan dalam stigma yang ada di masyarakat.
Setelah membaca buku ini, aku merasa apapun pilihan hidup tiap
individu, selama itu tidak merugikan orang lain, kenapa kita harus ribet. Mau
punya anak silakan, tidak punya anak silakan. Ketika pun nanti di masa depan berubah
pikiran, tidak apa-apa. Karena manusia adalah makhluk yang dinamis.
Wait, sampai di paragraf ini ternyata udah dapet 600-an kata
dong, daebak! Not bad lah ya buat kaum-kaum jarang ngeblog gini.
Orait, update-an kali ini sampai di sini dulu. Sekalian mau
nitip pesen buat kalian semua yang baca sampai akhir, stay safe and stay healthy,
semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan YME. See you on next post!
Photo by Marta Wave from Pexels
9 komentar
Wiiihhh keren
ReplyDeleteSemoga tempat serta segala urusannya lancar terus kedepannya nanti
Kayaknya prihal tentang childfree ini semakin banyak yang ngebahas ya
Terlebih lagi karna infulencer kemarin ngebahas tentang ini
Wahh kayaknya kalau ada rekapan perbulan gini dan diceritakan di blog kayaknya menarik banget apalagi kejadian yang menarik. Hemm, ada drama pindahan
ReplyDeleteSering banget gitu, ya padahal udah mau ngelakuin sesuatu tetapi gak jadi-jadi karena kesibukan lainnya. Pas mau ingat eh udah terlambat, solusi tepat nih digabung jadi satu
ReplyDeleteAda drama pindahan seru banget momen kayak gitu, kayaknya perlu buat rekapan perbulan juga kayak gini biar momen indah di setiap bulan ga terlupa
ReplyDeleteKak Pipit!! Miss you 😍 Kak Pipit sehat-sehat kan? Ada rencana buat share konten TYC studio ke blog nggak? 🥺
ReplyDeleteHalo mbak pipit! Hidup hiatus! Wkwkwk
ReplyDeleteSelamat pindahan selamat rumah baru.. Inget dulu waktu boyong istri dari Lampung untuk tinggal di Pekanbaru, ngontrak rumah, isinya cuma lemari, kulkas, kompor, tv sama kasur (tanpa alas dan dipan) wkwkwkw
Aku bolak balik ke sini, tapi 'pintu rumah' masih ketutup, ternyata owner-nya lagi ngurus 'rumah satunya' 😄
ReplyDeleteSeruuuu kan ngurusin dan ngisi rumah di awal nikah gitu. Akupun Ama suami juga dr awal pas ngisi rumah. Direnov dulu, baru setelah itu ngisi. Capek, nguras tabungan, tapi seneeeeng banget lakuinnya :).
Padahal awal2 nempatin, rumah masih banyak kosong, dan skr setelah 9 THN, makin banyak barang (walo aku msh setia dgn prinsip buang yg lama kalo beli baru), ttp aja banyak yg akhirnya hrs dibuangin/hibahin. Trutama mainan anak2 hahahahah.
Padahal dulu, aku penganut childfree, malah udh komit Ama mantan yg sebelumnya kalo kami berdua ga akan mau punya anak. Tapi ga jodoh Ama yg itu, ternyata malah dgn pak suami 😁. Dia bukan penganut childfree, dan ujung2nya, aku yg ngalah utk mengubah prinsip, Krn cinta hahahahahha . Tapi ga nyesel kok :D. Makanya pas topik childfree muncul, jujur aku support , toh itu hak mereka yg memang pengin begitu. Ga ganggu kita juga kan. Aku sendiri kenapa support childfree Krn ada alasannya, dan itu related Ama masa kecil dulu yg bikin aku ga tertarik punya anak sebelumnya. Anyw, apapun pilihan orang, kita mah hormatin aja :D.
Daebak apaan sik?
ReplyDeleteDoain aku dong, supaya aku bisa punya tempat tinggal sendiri😂 Apaan dah, dateng-dateng ke blog orang ngemis doa wkwkwkk.
Liat orang pindahan, pingin pindah juga.... .___.
Selamat ya sudah menikah, semoga jadi pasangan yg awet, saling mengerti, menghargai dan komunikasi di antara kalian lancar. Tetap saling menyayangi selamanya.
Kren bangt kak, kayknya perlu recapan juga aku,
ReplyDeleteIf you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X