Akhir Tahun
December 20, 2020
Seminggu
terakhir ini pressure dari kerjaan akhir tahun makin kerasa. Aku sendiri mulai
notice, tiap kali pulang kantor, rasanya pingin langsung tidur aja, nggak
pingin ngapa-ngapain. Dan tentu saja ini berpengaruh pada beberapa hal di diriku.
Pertama,
ngeblog. Aku pernah cerita kalau, ngeblog itu kayak kerja. Aku lebih
bersemangat mengeksekusi tulisanku saat jam istirahat kantor, ketimbang pas
nyampe kos. Karena kerjaan kantor bejibun dan nggak bisa ditinggal, otomatis
ngeblog dan blogwalking harus aku korbankan karena kedua hal tersebut tidak
masuk dalam skala prioritasku untuk beberapa minggu kedepan.
Sebenernya
nggak rela, ini juga colong-colongan biar bisa update. Setelah aku ikutan challenge, pinginnya sih aku jadi terlatih untuk terus menulis
bahkan di waktu yang kayak begini. Tapi aku nyerah 😢
Kedua,
emosi. Kerjaan kantor bejibun yang artinya menguras tenaga dan emosiku. Belajar
dari pengalaman 3 tahun terakhir ini menghadapi akhir tahun, selalu ada kejutan
dari permintaan ngadi-ngadi atasan. Bisa dibayangkan gimana emosi bakal naik
turun gara-gara itu.
Setahun terakhir ini, journaling adalah
sahabat setiaku. Ini tuh kayak P3K yang wajib ada selain susu coklat. You know,
kalau emosi nggak dikendalikan dengan baik ini bisa merembet kemana-mana.
Selama
bekerja 4 tahun terakhir ini aku belajar, menjadi profesional itu sulit, memisahkan
urusan pribadi dan kantor itu nggak mudah. Butuh waktu buat menemukan formula
yang pas supaya dua kubu ini terpisah.
I have an
issue pas kerjaan akhir tahun numpuk, but I know I can’t bring that to my
office. Gimana caranya pas nyampe kantor, aku bisa fokus ke kerjaanku dan
menyelesaikannya. And, journaling is the answer for helping me.
Jurnal usangku
ini berisi banyak catatan. Tapi dari sekian banyaknya, favoritku adalah mind
mapping atau pointer yang biasanya aku gunakan untuk digging inside me setiap
kali aku punya masalah.
Bisa
dibilang ini versi advance –nya dear diary kali ya? Kalau dear diary fokus ke
mengakui isi hati, mind mapping lebih kompleks. Ada part mengakui perasaan, mencari
akar permasalahannya, menemukan penyelesaian masalah, dan mengeset ekspektasi
melalui risk management.
Biasanya
ini nggak bisa jadi dalam sehari, tergantung kerumitan masalah yang aku harus
hadapi. Tapi sejauh ini, tipe mind mapping sangat membantuku dalam
mengendalikan emosi serta memisahkannya dari urusan-urusan yang tidak berkaitan.
Ngomong-ngomong
nih, jurnal usangku itu udah mau habis.
Sempet kepikiran mau pesen jurnal yang baru. Dan kemarin aku dapat referensi
yang cucok dari si partner. Apa beli di situ aja ya? Gitu pikirku. Tapi
di akhir bulan November kemarin ada sebuah paketan yang mampir di meja
resepsionis. Tertera untuk aku, dari Kak Eno.
Langsung
cepet-cepet aku buka, karena penasaran sama isinya. Nggak disangka-sangka isinya
jurnal dong! Warnanya hitam (btw, ini warna kesukaanku) dan ada namaku di sana.
Seneng banget!!
Udah
kebayang kalau 2021-ku bakal aku catet di jurnal baruku ini. Mulai dari mind
mapping, to do list, summary dari podcast, online class, belajar bahasa, sampai
rekapan general meeting bareng si partner. Much appreciated Kak Eno, I love
this one! 💓💓
Kayaknya
udah dulu deh, sekarang saatnya mempersiapkan diri untuk kerjaan akhir tahun
yang belum berakhir!! Wish me luck guys!!
8 komentar
gak berasa ya udah akhir tahun lagi aja. Aku belum pernah ngerasain sih gimana ribetnya kerjaan di akhir tahun, karena setelah melewati beberapa tahun ini, yang aku rasakan saat akhir tahun kerjaan gak ribet-ribet amat hehe.
ReplyDeleteTetap semangat, kak. Jangan lupa blognya di update terus
Kak Pipit, semangat ya dalam closingan akhir tahunnya 💪🏻
ReplyDeleteAyo sedikit lagi liburan! Yok bisa yok 🙈
Ketika kerjaan di akhir tahunnya berhubungan dengan keuangan atau angka-angka gitu, saya rada paham betapa ribetnya karena sempat ada pengalaman. Mumet sudah pasti. Apalagi kalau sekalian evaluasi ya kan. >.<
ReplyDeleteWah, mantap betul dapat kiriman dari Mbak Eno. Saya jadi ingat dulu saat rajin meliput acara blog, beberapa goodie bag isinya buku jurnal atau bloknot gitu. Betapa bahagianya. Bloknot-bloknot itu udah pada penuh sekarang, sisa yang model binder dan belum sempet beli isi kertas baru, makanya kadang catatnya di memo ponsel aja. Mana awal tahun juga sempet ada jurnal yang kerendem banjir. Enggak sadar jatuh ke kolong lemari. Tinta pulpennya pada luntur dan kertasnya melebur. :( Hilang deh kenangan yang ditulis zaman 2015.
semangat terus ya pipit dengan pekerjaan akhir tahunnya, ternyata kita semua mengalami hal yang sama yaitu 'lebih sibuk' tapi tentu dengan bentuk kesibukan yang berbeda-beda.
ReplyDeletesemoga dilancarin semua urusan pekerjaannya dan soon bisa blogging dengan tenang dan nyamann..
dan journaling jg,
kapan-kapan share soal mind mapping-nya ya, aku jd pengen tahu caranya, secara akupun selalu suka dengan hal-hal terkait mapping atau pemetaan masalah.
barangkali caramu bisa cocok denganku dan bisa kugunakan :D
Hey pipit!
Terima kasih yaaa...
Akhir tahun ini sungguh luar biasa yaa sibuknya Piit... Semoga segera selesaii semua kerjaan jadi bisa update-update blog lagiii Pipiiitt 😁
ReplyDeleteNggak bisa membayangkan betapa exhausted dan overwhelmednya mbak Pipit, masih harus gowes terus di akhir tahun ini🤧 aku hanya bisa mendo'akan semoga pekerjaannya dimudahkan dan diringankan, plus of course cepat selesai juga, agar mbak bisa segera beristirahat menikmati holiday😍
ReplyDeleteTake care ya mbak Pipiit! Semangaat pasti bisaaa💪🏻🤗💕
Haloo mba Pipit, udah lama ga main ke sini.
ReplyDeleteIde membuat jurnal semacam itu, untuk menyelesaikan masalah, adalah ide yg bagus yaaa menurutku. Aku akan coba jg memanfaatkannya, i mean, aku jg dapat buku yg sama dari Mba Eno heheheh
Wah, pas banget ya dapat jurnal dengan warna kesukaan pula <3 Kalau sekarang, pasti sudah libur ya? Selamat malam tahun baru! :)
ReplyDeleteIf you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X