Fine On The Outside
November 14, 2020I never had that many
friends growing up
So I learned to be
Ok with just me, just
me, just me, just me..
And I’ll be fine on
the outside
“Jangan deket-deket
sama Pipit, pokoknya kita nggak usah temenan ama dia lagi!”
Aku benci ketika semua
orang mengasingkanku, dan aku harus berpura-pura untuk baik-baik saja.
So I just sit in my
room after hours with the moon
And think of who knows
my name
Would you cry if I
died
Would you remember my
face?
“Kamu nanti tinggal di
sini sama Mbah.”
“Kenapa? Kok aku nggak
ikut Mama pulang ke sana?”
“Kasihan Mbah Kak..
Kamu di sini biar Mbah ada temennya.”
Aku benci ketika aku hanya jadi kepentingan segelintir pihak, dan aku harus berpura-pura lagi, berpura-pura kalau aku baik-baik saja.
So I left home, I
packed up and I moved
Far away
From my past one day
And I laugh, I laugh,
I laugh, I laugh
And I sound fine on
the outside
Aku akan pergi ke
tempat yang jauh, ketempat di mana hanya ada aku, ketempat di mana mereka
menginginkan dan mencintaiku.
Sometimes I feel lost
Sometimes I’m confused
Sometimes I find
That I’m not alright
And I cry, and I cry, and
I cry..
Ketika aku kembali
pulang ke rumah itu, aku tidak tahu perasaan macam apa ini. Seperti bukan
tempatku saat mendekat, namun rindu di saat jauh. Where I belong? Tak ada
tempat untukku pulang.
***
Tiba-tiba aku kenginget sama original soundtrack nya When Marnie Was There yang berjudul Fine On The Outside, terus kepikiran nulis gini aja kali ya? Walaupun ujung-ujungnya absurd.
To be honest, I’m clueless for today’s theme. Tapi demi sobat Kuli Tinta aka Tyo, tetap professional menjalankan 30 Days Writing Challenge walaupun weekend gini!
Btw, dia kalau nulis edan, totalitas lho.. kalau sempet sambangin tuh si @kulitinta biar tahu kerennya sobatku ini.
2 komentar
ceritanya lagi menenangkan diri ya teh, he-he
ReplyDeletebetul, sedang bertapa di gunung tinggi sunyi tempat para dewa~
DeleteIf you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X