Piknik Virtual Edisi Bromo
April 17, 2017
Salah satu
wisata paling populer di Jawa Timur apalagi kalau bukan Bromo. Coba deh kalian
liat iklan pariwisata Indonesia, film, FTV, pasti ada selipan Bromo di
dalamnya. Kayaknya ke “eksisan” Bromo belum lekang oleh wisata-wisata yang
lain. Dan bersyukur banget, bulan Januari kemarin, saya berkesempatan
menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Bromo.
Sebenernya
nggak ada niatan buat main ke Bromo, tapi biasalah anak muda, bilangnya
kondangan, tapi ada aja yang dipikirin, mau kemana lagi? Masak kondangan
jauh-jauh nggak main kemana-mana, iye nggak? Diputuskanlah Bromo, karena
mumpung kondangannya di Kota Pasuruan, rasanya sayang kalau nggak mampir ke
sana.
Sekilas
cerita, Dian, kawan saya dari Bojonegoro mulai mencari info untuk berwisata ke
Bromo. Tanya temen, katanya sih mending pake jasa travel. Sayangnya kita ragu,
berhubung harganya nggak pas di kantong, berasa kemahalan, harga berangkat dari
Kota Pasuruan sama kayak berangkat dari Surabaya, ini nggak bisa dibiarin (otak
mak-mak nyarinya yang murah).
Nggak
nyerah buat nyari harga murah, kita langsung kontak temen yang di Pasuruan,
minta tolong buat dicariin jasa kendaraan ke Bromo (sekalian ditemenin juga ke
Bromo). Emang rejeki anak sholelah nggak kemana ye? Kendaraan, driver, sama jeep buat ke Bromo ready kita pake buat tanggal 7 Januari
dan pastinya harganya pas dikantong kita.
Berangkat
hari Jumat tanggal 6 Januari dari Kediri, perjalanan yang saya tempuh kurang
lebih 6 jam untuk mencapai Kota Pasuruan dengan kendaraan bermotor. Sampai di
Pasuruan, saya, Dian, Farida, dan Sivtia (yang baru bertemu pas di Pasuruan),
singgah di rumah Dina. Niat istirahat langsung hilang begitu aja, gara-gara
ngobrol ngalor-ngidul sama anak-anak
ini. Sampai akhirnya pukul 23.00 WIB, kami mulai siap-siap, karena jam 00.00
WIB kami akan segera meluncur menuju Bromo. Udah mandi, pake gincu tebel, yes.. incess siap banget buat jalan ke
Bromo.
Perjalan
menuju kawasan wisata Bromo (pintu masuk Kabupaten Probolinggo) dari Kota
Pasuruan kurang lebih memakan waktu 3 jam. Sampai di kawasan wisata, kami
segera berganti kendaraan, dari mobil biasa dengan jeep. Untuk kawan-kawan yang
belum pernah ke Bromo, kendaraan roda empat dilarang masuk ke kawasan wisata
Bromo, jadi kalian harus menyewa jeep untuk memasuki kawasan wisatanya.
Walaupun
tadi saya bilang butuh waktu 3 jam untuk sampai kawasan wisata Bromo, bukan
berarti kami sudah sampai Bromonya yah. Masih butuh 1 jam perjalanan lagi untuk
sampai ke penanjakan Bromo, karena tujuan utama kami mengejar sunrise di penanjakannya. Sayangnya
hujan turun dan seperti dugaan Mas Dika (driver
jeep yang kami sewa), kalau bakal kabut dan sunrise-nya nggak keliatan. Kecewa? Pasti. Apa mau dikata, bukan
rejekinya, dan kami segera melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.
Setelah
penanjakan, Mas Dika mengantar kami menuju Gunung Batok. Pagi itu mendung dan
sekali lagi ada kekecewaan karena jepretan foto-foto nggak bisa maksimal.
Selesai di Gunung Batok, kami segera menuju Bromo yang sudah penuh dengan
jejeran jeep pengunjung lainnya. Sepanjang pemandangan, hanya ada hamparan
pasir, lalu berdiri kokoh Pura. Btw, ada
pengalaman agak nggak penting yang saya ingat, Mas Dika sempet bilang, “Mbak,
kalau mau pipis, mending pipis sekarang aja, soalnya kamar mandinya cuman satu
doang tuh.”, sambil menunjuk bangunan di dekat tempat parkir. Sugesti Mas Dika
membuat saya berpikir, ‘Bener nih, pipis
dulu lah, biar nggak cepirit’, sayangnya, rencana pipis saya tertunda
karena antrian heboh para wisatawan macam ngantri BPJS. Udahlah, kalau cepirit
nanti, itu sudah takdirmu Pit.
Perjalanan
2,5 km dari tempat parkir kami lalui dengan nafas ngos-ngosan diiringi drama
cepirit dari Dian (ternyata takdir tak kejam pada saya). Sebenernya bisa aja
sih kami sewa kuda untuk melewati 2,5 km ini, cuman mending jalan kaki aja biar
sehat dan hemat. 2,5 km terlampaui, kami siap menanjaki fase rumah tangga eh
tangga menuju kawah Bromo yang berjumlah 250 anak tangga. Ketika banyak orang
mengeluh capek, entah kenapa saya malah merasa 250 anak tangga ini nggak ada
apa-apanya ketimbang jalan kaki 2,5 km tadi (sombong banget nggak sih?).
Mungkin karena banyak wisatawan yang naik ke kawasan kawah dan membuat “macet”
di area tangga, jadinya naik tangga kayak setengah-setengah gitu, baru 3 anak
tangga berhenti, dan gitu terus sampai puncak.
Kawah Bromo
menebar bau belerang lumayan menyengat waktu itu, dengan pinggiran kawah yang
sempit, jujur aja ada rasa deg deg an yang berlebihan, takut-takut terperosok,
apalagi banyak orang yang naik ke atas, banyak juga orang tua yang bawa
anak-anaknya. Tapi it’s fine, itu
cuman imajinasi saya saja, nggak ada kejadian aneh. Paling-paling Dian dan Dina
yang nggak kuat di atas karena bau belerang semakin menyengat, dan membuat
mereka terbatuk-batuk, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk turun duluan.
Saya, Farida, dan Sivtia tetap tinggal di area kawah, sambil mengamati keadaan
sekitar, keadaan kawah yang semakin berasap, dan orang-orang yang hilir mudik.
Puas dengan
area kawah Bromo, kami bertiga memutuskan untuk turun, dan melanjutkan
perjalanan sampai ke tempat parkir. Sekali lagi 2,5 km kami lewati dengan drama
“badai pasir”. Bukan badai sih sebenernya, tapi perjalanan kami menuju tempat
parkir lumayan sulit karena angin kencang yang membawa pasir-pasir terbang dan
mengganggu pengelihatan. Sampai di area parkir, Mas Dika sudah bersiap untuk
mengantarkan kami ke destinasi berikutnya, Bukit Teletubbies.
Bukit
Teletubbies merupakan tempat syuting dari serial tv anak-anak populer yaitu
Teletubbies. Banggalah kalian karena Indonesia jadi tempat syutingnya si Po dan
kawan-kawan. Sayangnya, saya nggak sempet ketemu makhluk-makhluk berantena itu,
apalagi matahari bayinya. Oke, sorry kalau
ngayalnya kebangetan, kembali lagi ke laptop. Sampai di Bukit Teletubbies, Dian
dan Sivtia lebih memilih tinggal di jeep karena mengantuk. Saya, Farida, dan
Dina tentu saja jalan-jalan di sekitar bukit sambil mengabadikan momen.
Hamparan bukit yang luas dan beberapa jeep terparkir di kejauhan. Walaupun
panas, suasana tenang di bukit itu cukup menyejukkan mata. Sampai akhirnya
waktu kami untuk kembali tiba dan saatnya mengucapkan selamat tinggal pada
Bromo.
Btw, postingan ini belum end yes kawan-kawan. Sebelum postingan ini berakhir, incess mau
nulis juga, berapa sih budget yang
kami keluarkan selama di Bromo. Siapa tahu bisa jadi refrensi kawan-kawan
semuanya.
Penginapan
: gratis (tidur di rumah Dina)
Sewa mobil
+ driver (dari Kota Pasuruan) : Rp. 500.000,-
Sewa jeep :
Rp. 600.000,-
Tiket masuk
kawasan wisata Bromo : Rp. 37.500,-
Total
1.137.500,-
Dengan
jumlah personil 5 orang, per orangnya dikenakan biaya Rp. 227.500,-. Namun kami
sepakat untuk patungan Rp. 300.000,- per orangnya, untuk sekalian makan dan isi
bahan bakar mobil.
Mungkin
harga ini bisa kalian minimalisir lagi, karena jumlah segitu nggak paten. Nggak
pake sewa mobil bisa banget ngurangin biaya yang kalian keluarkan, disesuaikan
aja sama kebutuhan kalian selama liburan. Kalau kami, menyewa mobil dan driver dengan pertimbangan, kami cewek
semua, capek pulang kerja dan menempuh perjalanan jauh (saya dari Kediri, Dian
dan Farida dari Bojonegoro, Dina habis dari Surabaya), jadi lebih milih amannya
aja, mending ada yang nganterin daripada kami sendiri yang bawa mobil.
Jadi
gimana? Udah kebayang mau liburan ke mana? Bromo bisa jadi salah satu destinasi
wisata kalian pas long weekend nanti.
Semoga rencana liburan kalian menyenangkan yah. Have a nice trip guys!
32 komentar
Bromooo istimewaa bangeet mbaak yaaa. . Saya sudah berkali" kesana ttp ajaa gak bosen. Hehehe
ReplyDeleteSemua wisata Indonesia emang istimewa mbak, kalau ada waktu dan tenaga mau menjelajah semuanya
Deletewihh seru itu, mantaf memang wisata bromo,, sayangnya belum pernah kesana..
ReplyDeleteSemoga bisa kesana ya
Deletefoto keren2 banget, kebun disekitar gunung pun subur sangat. lama sudah pengen kesana. ntah kapan ni tercapai. semoga saja tahun ini
ReplyDeleteYuk yuk kesana lagi
Deleteklo ini memang sudah terkenal dan memang top panoramanya... coba kalou di sini mbk
ReplyDeletehttps://ghofar1.blogspot.co.id/2015/12/kawah-urung-wisata-alam-paling-diminati.html
pernah sampai apa belom?
Belom, kapan2 lah kesana
DeleteBromo, bromo, mengingatkanku akan keberangkatanku tahun lalu yang berujung gagal. Padaha pengen banget, lihat foto-foto ini makin ngebet aja pengen ke bromo, bisa merasakan naik kuda disana :)
ReplyDeleteSemoga disegerakan kesana :)
Aamiiin, semoga bisa kesana yah
DeleteAamiin :)
DeleteKe Bromo baru sekali, itupun 2013 sama keluarga ehe. Alhamdulillah dapet sunrise dan cuacanya cerah xD
ReplyDeleteEh dah nyoba ke B29 belum ka? Kalo dari B29 (Lumajang), bisa lihat kawasan Bromo lebih luassss lagi. Endeus banget deh pokoknya! (ehtapi pasti dah pernah denger kan?)
Aku ke bromonya lewat probolinggo za, jadi g ke B29 ini. Kapan2 deh kalau kesana lewat lumajang
DeletePipiiiit, nama domainmu ganti yaaak? dulu kayaknya eveenturre apa gitu wkwkkwkw
ReplyDeleteyang ini jadi gampang diingat heypipit aseeek
Aku juga engin ke Bromo tapi belum kesampaian juga detik ini huhuhuuuu
aku mau dong diajakin pipit :)
Kalau per orang 300rb lumayan murah sih ya
Dulu domainya susah banget mbk, avvvvtr gitu sekarang udah ganti jadi mudah diinget hihi.
Deletesalah 1 alasan ngubah nama domain, biar gampang inget sekalian rebranding juga :D
Deleteayo kak mei, liburan sekeluarga ke bromo, seru tuh kayaknya bawa si kecil, terus naik kuda gitu
Waaahhhh bromooo....
ReplyDeleteAku yang dulu kuliah di Malang malah belum sama sekali ngerasain main-main kesana. Padahal temen-temen juga banyak yang udah kesana...
Gak tau waktu atau kesempatan yang emang belum mengizinkan kesana atau gimana tapi intinya sampai detik ini aku belum pernah ngerasain kesana...
Pengen deh suatu saat bisa main kesana...
lah lah, masak fit?
Deletekuliah di malang dan g ke bromo, sayang atuh fit..
tapi sekarang banyak tuh travel agent yang ngasih open trip ke bromo, atau sama temen rame2 kesana
Aaakk bukit teletubiesnya jadi kece banget ada warna tanah cokelatnya. Dulu kesana full ijo banget.. Rasanya belum puas sih pengen kesana lagi, tahun lalu lagi erupsi soalnya 😂😂
ReplyDeletesebenernya coklatnya itu bukan tanah sih, tapi rumput-rumput liarnya yang mengering gitu.
Deleteyuk kesini lagi
Wah Bromo...
ReplyDeleteIni salah satu destinasi wisata yang aku rencanain sama teman-teman pas libur kuliah. Liat orang-orang nyeritain pengalaman ke Bromo jadi pengen juga, kebetulan teman-teman kuliah juga pada penasaran. Semoga liburan ke Bromo bisa terealisasikan nantinya :D
Tapi sayangnya cuaca gak mendukung ya mbak hari itu, padahal katanya sunrise Bromo keren banget ._.
semoga terealisasi yes liburan ke bromonya, akupun baru sekali ke bromo :D
Deletegpp, mungkin g rejeki, pasti kalau ada kesempatan bisa kesana lagi
Sebelumnya mau nyapa penulisnya dulu, hey pipt, lama gak nongol haha
ReplyDeleteNgomongin soal liburan dan Bromo sepertinya aku salah satu orang yang paling gak mudeng, soalnya belum pernah ke sana.
Ya cuma bisa baca cerita orang dan lihat foto orang lain yang sedang asyik menikmati udara di Bromo.
hey juga, masih inget aja, sungguh tersanjung.
Deleteayo dong ke bromo, biar tahu gimana indahnya bromo
Udah beberapakali ke bromo tapi tetep belum bosen, rasanya masih pengen lagi dan lagi :D
ReplyDeleteudah berkali-kali? uwoooowwww!!! aku baru sekali doang..
Deletepernah suatu saat rencaain kesini . tapi karna ada tugas negara sampai sekarang rencana hanya tinggal rencana
ReplyDeletesemoga ada kesempatan lagi yes buat ke bromo
DeleteMantap. Ini cewe semua ga ada lakinya ya. Tapi memutuskan untuk jalan kaki daripada naik kuda.
ReplyDeleteMahal ya kalo sndirian mah. Mending juga bareng2 biar murah
karena kami semua jomblo, eh nggak deh, 3 orang doang yang jomblo, :D
DeleteKalau sendirian bisa aja sih, ada tuh pernah baca ke bromo naik angkutan umum dan sendirian
emang TOP pesona Gunung Bromo, apalagi kalau pas bisa liat sunrise atau pas ada perayaan keagamaan ....
ReplyDeletesekarang akses ke lokasi semakin mudah
Kalau mau lebih irit lagi, cari tiket ke Bromo via priceza.co.id. Hihi, serius ding. Kalau dari Pasuruan jangam berangkat jam 12 malam, jam 10 ajah soalnya keburu sunrice di sana. Kalau saya, langsung meluncur le terminal Probolinggo. Di sana udah banyak banget kolt menuju Bromo. Bayarnya cuma 50 ribu. Sampai Bromo, langsung booked rumah penduduk. Banyak banget kok. Jadi bisa lebih murah
ReplyDeleteIf you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X