2015, Memories Never Die
January 08, 20162015 baru saja berlalu (baru 8 hari di 2016), pastinya kawan-kawan blog memiliki banyak kenangan manis maupun pahit yang terjadi sepanjang tahun itu. Begitupun saya, kenangan 2015 masih melekat dengan baik sampai saat ini, mulai dari yang menyenangkan sampai yang menyakitkan. Tapi, semua itu kalau dihadapi dengan pikiran positif, yakin deh.. selalu ada hikmah dan nilai yang bisa kita ambil. Dan inilah Memories Never Die of 2015 versi saya.
Maret – April 2015, Akhir Masa Bakti
Tahun 2015 adalah tahun terakhir saya di kampus. Dan masa
kuliah akhir ini saya mulai pada bulan Maret, karena Januari – Februari kami
habiskan waktu untuk magang di daerah masing-masing dalam rangka menyelesaikan
laporan akhir. Maret – April menjadi
bulan bakti kami yang terakhir untuk lembaga, ada 2 pilihan sebenarnya, mau
ikut BKP (Bakti Karya Praja) atau Latsitardanus (Latihan Integrasi Taruna
Dewasa Nusantara), kalau saya lebih memilih BKP, soalnya nggak tertarik sama
Latsitardanus.
BKP kami dilaksanakan di Kabupaten Garut selama 1 bulan
dengan jumlah kelompok antara 22 – 24 orang yang disebar ke beberapa desa dan
kecamatan di Garut. Alhamdulillah, dapet kelompok yang cewek-ceweknya
kekeluargaan banget. Oh ya buat sekedar info, kami prakter lapangannya tiap
tahun, jadi ini sudah ke-4 kalinya kami prakter lapangan, sebelumnya kami
praktek di Sragen, Kulon Progo, Subang, dan Garut tujuan akhir di masa kuliah.
Kembali ke BKP, saya masuk di kelompok 55, di tempatkan di Desa
Sindangratu, Kec. Wanaraja, Garut. Dan cewek-cewek ini yang menemani saya
selama 1 bulan, ada Dewi dari NTB, Kaka Lian dari Papua, Dyah dari Maluku, Puspa
dari Kalbar, dan “Mak” Desi dari Kepri. Banyak cerita yang bisa dibilang
konyol, dari yang masak bareng (sebenernya Mak yang masak) sampai hapenya Dyah
ilang di jalan. Kalau saya ceritakan mungkin bakal ada Sindangratu season 1,
season 2, ampe season the end. Intinya, mereka ini saudara asuh paling TOP deh,
dan salah satu dari kami ada yang udah nikah pas tahun baru kemarin, selamat
Puspa sayang…
April – Mei 2015 Perjuangan Akhir
Pulang dari BKP itu kayak neraka, karena laporan akhir siap
menanti. Nglembur, ngejar dosen, bimbingan, revisi, nglembur lagi, ngejar
dosen, revisi lagi, gitu terus dan akhirnya, setelah 3 kali revisi, fix laporan
akhir siap untuk disidangkan serentak. Sebenernya sih nggak mulus-mulus amat
pengerjaan laporan akhir ini, ada secuil pengalaman buruk yang sempat saya
alami. Dosbing II saya sempat bilang begini pas kami kumpul untuk bimbingan “Dari semua anak bimbingan bapak, kamu yang
paling rendah!”, jujur aja kayak saya syok, secara dosbing II ini domisili di
Sumbar karena ngajar kuliahnya di kampus Sumbar, jadi jarang banget bahkan bisa
dibilang sama sekali nggak pernah bimbingan, mungkin cuman say hi lewat sms
atau telepon.
Saya mengira mungkin beliau nggak suka sama saya diantara
semua anak bimbingannya, tapi saya bertekad bakal menunjukkan kalau beliau
salah. Sempat terjadi debat kecil atas laporan akhir yang saya angkat, saya mengambil
laporan akhir dengan tema retribusi. Beliau keukeuh habis-habisan kalau
retribusi sama dengan pajak, saya menjelaskan baik-baik kalau itu beda walau
hakikatnya sama, beliau tetep ngeyel, saya juga ngeyel, wong begitu yang saya
pelajari selama kuliah dan dari baca buku serta tanya temen-temen yang lebih
mengerti. Dan hasil akhirnya, diantara semua anak bimbingannya saya mendapat
nilai (yang pastinya lupa) kisaran diangka 7 saja. Tapi nggak papa lah, saya
tetap bersyukur karena tetap lulus.
Juni – Juli 2015, Goodbye Jatinangor
Sidang sudah, tinggal nunggu kapan tanggal pasti wisuda dan
pelantikan. Akhirnya selesai sudah 4 tahun pendidikan yang penuh cerita konyol
nan mengesankan. Satu bulan dihabiskan dengan acara-acara yang memang jadi
tradisi tahunan tiap kali mau lulus, mulai dari bakti sosial, kirab, GPP (Gelar
Purna Praja – semacam prom night), gladi wisuda dan pelantikan.
Sedih? Pastinya. Ini saat terakhir dengan kawan-kawan, setelah
lulus kita udah kerja ditempat masing-masing, udah sulit banget buat ketemu
untuk sekedar ngobrol dan bergosip ria, mungkin cuman bisa say hi lewat video
call, sms, atau telepon, itupun kalau nggak sibuk dengan kerjaan masing-masing,
hiks..
Agustus – Oktober 2015, Hi, Jatinangor! Hi, Jogja!
Akhirnya ada kesempatan kembali lagi ke Jatinangor pasca
lulus kuliah, bukan buat liburan sih, lebih tepatnya buat ngambil dan legalisir
ijazah. Bareng dua saudara kontingen Jatim asal Bojonegoro, selama 3 hari kita
ngumpul lagi di kost tercinta, nongki bareng, dan nggak lupa jalan-jalan keliling
Bandung buat terakhir kalinya karena saya nggak tahu kapan bisa ke Bandung
lagi. Dan 3 hari berlalu dengan cepat, saatnya kembali ke rumah untuk persiapan
ke Jogjah!
Btw cerita dikit lah ya sebelum kita ke Jogjah.. jadi
setelah lulus kami seangkatan masih punya tanggungan buat LPJ (Latihan
Prajabatan). Sesuai peraturan yang baru, LPJ kali ini nggak dilaksanakan di
kampus seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada 5 regional yang digunakan buat LPJ
yaitu, Sumbar, Bandung, Bogor, Jogja, dan Makassar. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba feeling ja gitu
kalau saya bakal dapet LPJ di Jogja, dan ternyata, feeling saya nggak salah. Saya
dapat LPJ di Regional Jogja Gel. II, dan pas banget banyak kawan-kawan plek
yang juga dapet Jogja pas gelombang II kemarin. Pingin cerita soal Jogja yang
kerennya nggak pernah abis, tapi entar deh ya, kalau senggang saya ceritain di
lain postingan.
Kenangan 2015 nggak ada matinya, kalau ditanya mana yang
paling berkesan dari semuanya, saya bakal milih saat LPJ di Jogja, sangat,
sangat, mengesankan! Akhir kata, terimakasih buat kawan-kawan blog yang sudah
membaca, selamat tahun baru ya..
2 komentar
Itu apaaaa lo maen ke Bandung jalan jalan, masa ga sempet ke wisata nya?
ReplyDelete#Kompor #mledug
Ah elah, Bandung deket lah. Liburan bisa ke sini, pit. Itung itung bikin macet Bandung. Sip, oke?
Ooooo.. Si jakur nantangin, sini kur, gue ajak ke kelud biar jadi sesajen buat lembu sura, hahahaha #evilmodeon
DeleteYah, kalau gw nganggur mah bisa kesono, udah masuk kantor nih kur, mw ijin juga gimana gitu deh
If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X