Antara Benci dan Cinta Akan Pendidikan Indonesia
June 26, 2011Pendidikan itu penting. Pendidikan itu menjadikan seseorang berilmu dan berwawasan luas. Pendidikan itu bikin orang punya pegangan. Pendidikan itu jadi tiang negara dan tolak ukur keberhasilan suatu negara membesarkan penerusnya dan bla bla bla.
Siapa sih yang nggak pernah sekolah? Alhamdulillah pastinya yang baca postingan ini pernah makan bangku sekolah yang kerasnya ampun-ampun sampai gigi rontok, tapi herannya banyak banget orang yang demen makan bangku sekolah (?)
Namun sadarkah kawan, semakin kemari pendidikan di negara pengimport bintang film porno ini semakin terpuruk akibat pengalihan prospek pendidikan yang diarahkan kedalam dunia bisnis. Sekarang gitu lho, sekolah itu bisnis coy!
Yah sekali-sekali saya ngomong kayak orang pinter nggak ngapak-ngapak kan? Saya yakin ceman-ceman pada setuju dan mantuk-mantuk sama pernyataan saya tadi walau terpaparkan dalam bahasa ora nggenah blas. Semakin kemari pendidikan ini sepertinya hanya berpihak untuk kalangan berduit, layaknya hukum di negara kita, yah kau tahu lah maksudku. Tak lupa masalah-masalah lain yang menghampirinya.
Pencerminan Pahlawan (tanpa) Tanda Jasa
Maaf sebelumnya saya tidak bermaksud mengecap semua pahlawan (tanpa) tanda jasa seperti itu, tapi ada sebagian yang melakukannya. Ingat kasus baru-baru ini, sebuah tindakan kejujuran yang dilakukan Ibu Siami atas anaknya yang dipaksa gurunya ngasih contekan waktu UN? Ck ck ck.. terus selama ini gurunya ngajar apa disekolah? Kok pada takut anak didiknya nggak lulus akhirnya nyuruh muridnya yang pintar ngasih contekan? Helooo.. guru itu digaji buat bikin murid pintar yuaaa!! Napa jadi gini? Malah herannya lagi, lingkungan sekolah dan masyarakat yang menyekolahkan anaknya di SD Gadel 2 Surabaya pada ngecam Ibu Siami dan anaknya. Ampun deh, padahal mereka bersekolah dan pastinya bermoral, tapi kelakuan? Dan sekarang contek-contekan halal yuaa??
Kembali ke Jaman Penjajahan
Ada yang ingat waktu jaman penjajahan? Yang boleh sekolah hanyalah anak dari kaum bangsawan atau sing sugih-sugih tok. Well, itu pada masa penjajahan dulu waktu dijajah bangsa asing, nah sekarang, coba lihat bagaimana kita dijajah kaum sendiri. Setiap tahun biaya pendidikan naik naik ke puncak gunung, mahal mahal sekali. Apa nggak sama aja kayak yang dulu? Mana pendidikan gratis? Wajib belajar 9 tahun, eh nggak harusnya 12 tahun, lulusan SMP mau jadi apa? Lulusan SMA aja susah cari kerja. Jangan-jangan nih, lama kelamaan yang bisa baca tulis cuman anak-anak orang kaya yang bisa sekolah, anak-anak nggak mampu akhirnya jadi buta aksara karena pendidikan semakin mahal. Negara kita yang awalnya disebut negara berkembang sekarang menjadi negara miskin. Sip dah!
Guru Tanpa Tanda Jasa Sebenarnya
Siapa mereka? Orang-orang peduli yang mau membantu masyarakat Indonesia yang punya hak mendapat pendidikan khususnya di daerah pedalaman seperti Papua, Maluku, NTT, Kalimantan, dan tempat-tempat pedalaman lainnya, yang sayangnya lagi pemerintah sama sekali tidak mengulurkan bantuannya untuk itu, fiuuuh kerja bagus ya buat pejabat-pejabat yang cuman ngurusin mobil dinas baru, rumah dinas baru dan bla bla bla. Oh satu lagi, guru honorer, yang rela mengajar demi anak didiknya walau dengan bayaran yang tidak seberapa, sungguh hebat, dan mereka inilah pahlawan sesungguhnya. Saya pernah menonton tentang perjuangan seorang yang maaf saya lupa namanya, ingin memajukan anak pedalaman Papua untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dia rela meninggalkan Australia dan kehidupan nikmatnya disana hanya demi mereka. Dan hasilnya tidak mengecewakan, kebanyakan anak didiknya mendapat beasiswa saat kuliah. Ya Tuhan, hebat banget perjuangan orang ini . Yang buat saya heran, mana tuh peran pemerintah dalam memajukan penerusnya? Duit mulu yang diurusin.
RSBI Pemberi Kesenjangan Luar Biasa
Kalau lo miskin nggak boleh masuk sekolah RSBI. Kalau lo nggak punya laptop nggak boleh masuk sekolah RSBI. Apa lagi setelah itu? Kalau nggak punya BB nggak boleh masuk? Kalau nggak punya ipad nggak boleh masuk? Kalau NGGAK PUNYA MALU gimana? Berarti saya boleh dong masuk RSBI? Nggak lucu jaman sekarang. Kentara banget jadinya. Apalagi kalau dalam satu sekolah ada 2 program, satu reguler, satu lagi laptop eh maksud saya RSBI. Kelihatan banget kalau progam reguler buat anak miskin, terus yang RSBI buat anak beduit. Ya Allah, beneran nih mau kiamat ya? Kenapa ada sistem begituan sih? Jujur saja saya jijay sama RSBI, tapi herannya lagi adek saya malah ngotot masuk SMA RSBI, cuiiiih!!! Najong akika.
Sekolah Jadi Lahan Korupsi
Pak tani pasti berkerja di lahan pertanian, tapi kenapa sekarang sekolah punya lahan? Lahan korupsi lagi. Awww.. dana-dana indah yang seharusnya digunakan untuk perbaikan sekolah reyot peyot jebleg mau ambruk dan kebutuhan lainnya tidak tersalurkan akibat ulah tikus berdasi. Buku-buku, alat peraga lab, dll tidak bisa dibeli karena uangnya buat nonton tennis bareng Gayus di Bali. Gedung sekolah baru dibangun sudah ambruk akibat biaya yang dikorupsi oleh tikus gendut berdasi buat kawin sama ababil (punya bini muda cuy). Silakan elus pantat kalian supaya korupsi semakin berkurang (?)
Bagaimana menurut kalian? Yah saya tahu sebenci-bencinya saya, tanpa pendidikan guru-guru saya tidak jadi seperti sekarang jobless (what the?)
Dan sekoyong-koyong koder pula hasil dari pendidikan 12 tahun hanyalah sebuah kertas bertuliskan IJAZAH. SD 6 tahun ujung-ujungnya cuman dapet kertas IJAZAH, SMP 3 tahun sama juga IJAZAH, SMA 3 tahun dan paling bikin pusing juga gitu hanya untuk dan demi selembar kertas bernama IJAZAH. Sungguh terharu saya, bagaimana bila kertas itu saya bakar. Huahahaha.. nanti bikin lagi yang baru (koplak!)
Well, itu ceritaku apa ceritamu. Saya tunggu komen-komen anda dengan menuliskan komentar dibawah ini, komentar terjahat akan mendapat tiket masuk surga dengan naik pesawat garuda ditemani yuni shara dan sampai jumpa.
8 komentar
artikel yang berbeda dari tipikal tulisan kamu sebelumnya. yang ini lebij jujur, keras bin nendang atau kata orang sunda mah HOT!!.. SETUJU gan.. lanjutkan berpikir kritisnya. anak muda memang layak bersuara yang kek beginian. jangan cuma belain para dajjal ajah :D
ReplyDeletestujeeehhhh... MARI BRANTAS ANAK SEKOLAH #loh
ReplyDeleteHmm. Ternyata bukan di dunia perkuliahan aja ya yang kayak gitu. Ternyata udah merambah ke sekolah2... :(
ReplyDeleteMiris... Yang paling 'memalukan' adalah ketika ada siswa yang ditolak RSBI hanya gara2 nggak punya laptop. Parah. Bener2 berlebihan. Kuliah teknik informatika aja nggak mewajibkan punya laptop. Pendidikan di Indonesia parah, parah, parah!
Bentar, setauku mah RSBI itu mesti tes dulu ya? Bukan anak kaya juga bisa masuk kok, asal lulus tes :)
ReplyDeletepandidikan di Indonesia itu murah.. ujung-ujungnya duit
ReplyDeleteRSBI itu sekolah bertaraf internasional bukan yah? semoga begitu,.
ReplyDeletenahh,. sekarang taraf nasional saja masih banyak yang kurang, di luar jawa apalagi. cari SMA aja susahnya minta ampun, jauh dari rumah, dll. kenapa gak disetarakan dulu seluruh indonesia, baru bikin yang lebih lagi.
kalo seperti sekarang ini, malah yang terlihat jadinya kesenjangan sosial.
@riska mbem : maaf sebelumnya, negara kita ini negara macam apa? tahu tidak soal suap menyuap. SMA tempat adek saya mendftr aja pake taktik tes rupanya itu untuk menunggu sogokan dari orang2 berduit biar anaknya bisa masuk di SMA itu. 10 juta boook!! itu sogokan wajib. mohon dipertimbangkan
ReplyDeletesetuju pit. pinter pinter! jangankan lulus dr SMA pit, lulus S2 aje belom tentu dpt kerja sesuai harapan. yang penting mah tetep USAHA lah dan nyari banyak koneksi kalo mau sukses :p
ReplyDeletebtw gue dulu sekolah di SMA negeri dan bayarannya mahal mampossss, 250rb kyaaaaaa -____________-
If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X