Intermezzo Malam, Unggah Ungguh Nek Maya

May 31, 2011

sumber: google
Jadi blogger itu susah-susah gampang, ya nggak sih? Ketika tensi naik, acara tulis menulis ngebut banget sampai sehari bisa posting di blog sampai 100 postingan (Pit, itu mah ngawurisasi). Bah kalau tensi turun, eee do do ee.. malas sekale, buat nulis aja malas apalagi buka blog dewe.

Seorang newbie lahir bisa karena terinspirasi oleh blogger senior yang telah melanglang buana di jagad dunia maya atau bisa saja karena newbie ini ingin berbagi kepada semua orang yang suka ajojing di dunia maya, berbagai sembako dan angpao, mau dooong..


Tapi menjadi seorang blogger membuat seseorang agaknya ingin dihargai atas hasil karyanya melalui komentar-komentar pembaca serta like facebook (bila tersedia di blog), tak lupa pula dengan keinginan memiliki follower sing akeh banget. Sampai-sampai hal ini membuat dia (newbie/blogger) beretiket “tidak sopan” dalam dunia blog. Sebetulnya sih, bukan Cuma blog saja, agaknya hal ini terjadi pula di jejaring sosial macam facebook dan twitter.

Kita tahulah sebagai manusia itu, hidup punya unggah ungguh-sopan santun, etiket yang baik. Agaknya kalau kita tidak punya rasa unggah ungguh dunia bakal rusak kali. Namun terkadang manusia lupa akan hal itu, ada sebagian yang menganggap bahwa unggah ungguh itu hanya berlaku di dunia nyata, tak ada di dunia maya.

Baiklah, kita tahu dunia maya dan nyata memang berbeda, kita hanya berenteraksi melewati sebuah kabel, lalu terhubung dengan jaringan satelit dan syuuuuut.. ketemu dengan orang-orang yang ada di seluruh dunia dan akhirat. Hal ini berbeda dengan kita ketika hidup di dunia nyata yang mana ada interaksi langsung serta kontak nyata yang terjadi dalam hidup sehari-hari. Sepertinya mungkin karena itu orang agak lupa, mereka lupa kalau punya malu, makanya mengumbar-umbar saja di dunia maya, siapa yang menyalahkan? Tidak ada. Tanya kenapa? Karena tak ada norma dan nilai yang mengikat dalam dunia maya.

Dunia maya bebas, tak melarang kita berekspresi, namun sayangnya tiada batas. Contoh kecil saja nih, masih ingat kata blogger aduhai Mama Pina Supina si pemilik kancut-beringas? Well, dia yang udah jadi blogger selama 100 tahun mengatakan kurang lebih seperti ini.

“Blogwalking. Tapi inget, kalo lagi nulis di chatbox jangan ngomong gini : "BERKUNJUNG, KUNJUNG BALIK DONG! EH POLOW GUE DONG" dll. Kesannya gak ikhlas aja gitu blogwalkingnya. Menurut gue kurang sopan. Lebih baik lo isi chatboxnya dengan memuji yg punya blog, misal : "Eh blognya keren, postingannya lucu, btw salam kenal ya". Masalah blog lo di follow itu, hak asasi pembaca/blogger lain. Jangan maksa minta difollow. Apalagi kalo blognya cuma berisi curcolan galau lo semua. Makanya apdet tulisan yang informatif untuk menarik follower :D”

Tahu maksud saya? Etiket untuk follow memfollow, ngintili blog liyane. Si Mama Pina aja bisa bilang gitu, nah kenapa tetap ada aja yang nggak malu minta di follow? Yah sepurane cak, tapi ini masalah unggah ungguh, masalah kesopanan dan adat sopan santun. Ngefollow itu atas dasar macam-macam, kalau yang murni kayak gini nih:

1. Tertarik dengan blog yang telah dikunjungi karena tampilannya yang menarik.
2. Merasa blog itu bermanfaat dan memberikan pengetahuan atau hiburan buat yang baca.

Masih mending yang ajang follow-followan dimulai dari pengunjung pertama, dan sebagai balasan karena mereka telah berbaik hati memfollow kita, kita follow juga dan sering main ke blognya (pengalaman pribadi ceritanya). Tapi ini jadi beda apabila mereka datang seenak udel lalu bilang “follow aku dengan cintamu!” what the hell? Maksa dan nggak ikhlas. Kalau gini intinya “Kalau yu minta ai buat follow yu, follow ai dulu dong.” Meoooooong!!

Lalu bagaimana dengan facebook dan twitter, tapi kita tonjolkan sajalah facebook, lebih merakyat. Well, di sini juga ada aksi tak tahu malu, facebook jadi sarana gila para ababil mencurahkan isi hatinya, tapi saya juga pernah sih, hehehe maaf khilaf (Pipit memalukan diri sendiri). Pernah saya temui anak-anak SMP adik saya menulis status dengan menyebut nama-nama binatang, lalu umpatan gila, dsb. Kadang nih bikin muntah, akhirnya pakai cara aman, saya hidden saja kiriman gila dari empu facebook para ababil.

Malah lebih parah lagi kalau ajang jejaring sosial itu buat JUALAN. Ya Tuhan, ini memang benar-benar mau kiamat kali. Pengalaman waktu pakai friendster, bah yang jualan banyak bener, di dinding komennya pada ngirim gambar nggak senonoh, hiiiii!!! Saya dulu yang masih buta main jejaringan gitu nggak selektif dalam memilih teman, main terima aja kalau di add, yah namanya juga saya ababil waktu itu, tahu deh seneng banget kalau di add banyak orang. Baru sadar kala saya cek profilnya, tidaaaaaaaaaaaaaaaak!! Dia ternyata kupu-kupu malam. Cepet-cepet saya ultimatum “U ME END”.

Jadinya parah, yah walau tidak semua pengguna dunia maya serusuh itu. Paling tidak masih ada yang punya unggah ungguh dalam menjalin relasi tak nyata. Namun patut disayangkan apabila rasa ungguh ungguh ini tidak diterapkan dalam dunia maya, bakal ricuh dan rusuh serta pelanggaran hak hak setiap orang akan terjadi. Semoga saja abad yang serba modern dan canggih ini membuat suatu aksi nyata menanamkan sikap unggah ungguh pada semua orang baik di dunia nyata dan dunia maya.

Unggah ungguh berarti sopan santun dalam bahasa jawa.


Baca Artikel Populer Lainnya

5 komentar

  1. semua ada 2 sisi.. internet dan jejaring sosial ada sisi positif dan sisi negatif.. tergantung kitanya aja.. klo gw se ga ambil pusing soal ginian hehehe

    ReplyDelete
  2. pas awal saya make chatbox dan sempet blogwalking2an. tapi sebulan malah bosen dan balik nanya ke diri sendiri "tujuan saya ngeblog apa si?". dapat pmbaca memang nyenengin. saya udah punya pembaca tetap bagusnya. tapi saya ke sini nggak ngoyo soal perolehan like atau polower. adem ayem aje. alhasil saya udah lama hapus chatbox dan saya g pernah polow balik yang polow saya. sebab saya ngeblog bukan karena pengen eksis ala ababil (ababil nggak berkonotasi negatip lho). tapi saya ngeblog karena kebutuhan hidup. menulis trus menulis ga peduli orang suka apa nggak suka. yang penting ngerasa nulis di jalur yang benar. jadi untuk orang seumuran saya, nggak penting juga masalahin jumlah polower. angka bukan segalanya. masih banyak kok pembaca yang bukan blogger. hehe *maap ngebacot panjang Y_Y

    ReplyDelete
  3. wooooo~ lama tak berkunjung kesini daku.
    hem,tujuan saya ngeblog juga pengen share apa yang aku tahu. ada komen alhamdulillah,walau ampe sekarang banyaknya pembaca gelap :p
    hehehehe~
    perlu dibikin UU TKDDM gitu yak? UU TKDDM (Undang Undang Tata Krama di Dunia Maya) #idesarap

    ReplyDelete
  4. @all: terimakasih telah komen di postingan saya, semoga dapat pahala karena mau mampir di blog saya pas malam2... :))

    ReplyDelete
  5. hahahaha iya tuh, waktu kakak awal2 goblok eh ngeblog, org2 baru dikenal lgsg minta "follow gw dooonk, gw dah follow kamu tuh". lah, kakak ga ada nyuruh2 dia follow kk, brarti suka rela dia donk (kalo kk ga suka di suruh2) haahhahahaa

    ReplyDelete

If you have no critics you'll likely have no succes ~Malcolm X